Rabu, 09 Juli 2008

Ajari aku memeluk Landak

N0i menunggu dengan antusias. Kaki kecilnya bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Diliriknya jalan raya depan rumah.
Belum ada.
N0i masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi. Keluar lagi.
Begitu terus selama hampir satu jam. Suara si Mbok yang menyuruhnya
berulang kali untuk makan duluan, tidak dia gubris.
Pukul 18.30. Tinnn... Tiiiinnnnn.. .!! N0i kecil melompat girang!
Mama pulang! Papa pulang! Dilihatnya dua orang yang sangat dia cintai itu masuk ke rumah.
Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu mengempaskan diri di sofa sambil mengurut-urut kepala. Wajah-wajah yang letih sehabis bekerja seharian, mencari nafkah bagi keluarga. Bagi si kecil N0i juga, yang tentunya belum mengerti banyak. Di otaknya yang kecil,
N0i cuma tahu, ia kangen Mama dan Papa, dan ia girang Mama dan Papa pulang.
"Mama, mama.... Mama, mama...." N0i menggerak-gerakkan tangan.
"Mama...." Mama diam saja. Dengan cemas N0i bertanya, "Mama sakit ya?
Mana yang sakit? Mam, mana yang sakit?"
Mama tidak menjawab. Hanya mengernyitkan alis sambil memejamkan mata.
N0i makin gencar bertanya, "Mama, mama... mana yang sakit? N0i ambilin obat ya? Ya? Ya?"
Tiba-tiba... "N0i !! Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan berisik!"
Mama membentak dengan suara tinggi.
Kaget...!!
N0i mundur perlahan. Matanya menyipit. Kaki kecilnya gemetar. Bingung.
N0i salah apa? N0i sayang Mama... N0i salah apa? Takut-takut, N0i menyingkir ke sudut ruangan. Mengamati Mama dari jauh, yang kembali mengurut-ngurut kepalanya. Otak kecil N0i terus bertanya-tanya: Mama, N0i salah apa? Mama tidak suka dekat-dekat N0i ? N0i
mengganggu Mama?N0i tidak boleh sayang Mama, ya? Berbagai peristiwa sejenis terjadi.
Dan otak kecil N0i merekam semuanya. Maka tahun-tahun berlalu. N0i tidak lagi kecil. N0i bertambah tinggi. N0i remaja. N0i mulai beranjak menuju dewasa.

Tin.. Tiiinnn... ! Mama pulang. Papa pulang. N0i menurunkan kaki dari meja. Mematikan TV. Buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, dan mengunci pintu. Menghilang dari pandangan.
"N0i mana?"
"Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya."

Malam itu mereka kembali hanya makan berdua. Dalam kesunyian berpikir dengan hati terluka: Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama denganku? Apa salahku? Apa dosaku?
Ah, anak jaman sekarang memang tidak tahu hormat sama orangtua!
Tidak seperti jaman dulu.
Di atas, N0i mengamati dua orang yang paling dicintainya dalam diam. Dari jauh. Dari tempat di mana ia tidak akan terluka. "Mama, Papa, katakan padaku, bagaimana caranya memeluk seekor landak?"

Tidak ada komentar: